Minggu, 21 Agustus 2016

Presiden Soekarno Pernah Ke Curup

MUNGKIN banyak yang tidak menyangka bahwa Presiden RI yang pertama, Ir Soekarno pernah berpidato di Lapangan Setia Negara, Curup. Ya, beliau datang pada tahun 1955 silam. Selain pesan yang disampaikan dalam pidatonya, ada pelajaran menarik yang bisa dipetik dari kedatangan sang proklamator kala itu. Yakni kesederhanaan. Seperti apa kisahnya, simak ulasan berikut.

Terik panas menyinari kawasan Curup, kala Presiden Republik Indonesia pertama Ir Soekarno mengumandangkan pidatonya di Lapangan Setia Negara tahun 1955 silam. Diceritakan oleh salah seorang veteran yang menjadi saksi hidup saat itu, Pardi (93), Soekarno datang sendirian ke Curup tanpa didampingi oleh Hatta.

Menurutnya, Soekarno saat itu mengundang seluruh tokoh pejuang dan masyarakat Curup untuk berkumpul di lapangan yang saat ini dikenal sebagai Lapangan Setia Negara.

"Jadi waktu itu hanya dipesankan dari mulut ke mulut bahwa Soekarno mau ke Curup. Hingga kami semua kumpul di sini dan beliau datang dari Bengkulu menggunakan Mobil Mercy jaman dulu. Beliau pidato lumayan lama di lapangan ini, iya disini tempatnya dan dihadiri oleh ratusan orang," tutur Pardi.

Pardi mengisahkan, saat itu Soekarno berpesan dalam pidatonya agar seluruh pejuang dan anak-anak pejuang negeri ini untuk terus menjaga kemerdekaan yang telah diraih dengan susah payah. Jangan sampai hanya sekedar untuk memperingatinya dengan upacara bendera dan melakukan hal-hal yang bermanfaat saja tidak mau.
"Pejuang dituntut untuk menyampaikan kepada seluruh masyarakat agar menjaga dan terus menjaga kemerdekaan ini sampai kapanpun. Karena untuk meraih kemerdekaan ini bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu, bung Karno meminta dukungan kepada seluruh warga Indoensia untuk menyongsong kemerdekaan yang sesungguhnya," kata Pardi.

Dengan pandangan menatap jauh, Pardi melanjutkan bercerita. Menurut dia, kala itu ayah dari Presiden RI ke-5 Megawati Soekarno Putri itu enggan dijamu dengan makanan. "Kami juga heran, beliau hanya mau dibelikan Pecel (sejenis makanan khas jawa) dan peyek. Ya, kami turuti. Kami belikan setampah. Iya setampah, saya ingat betul dan kami membelinya di penjual yang ada disekitar lapangan ini karena sedang ramai jadi banyak penjual makanan disini," ujarnya.

Rumah-rumah penduduk dan perkantoran disekitar Lapangan Setia Negara saat ini itu menurutnya dahulu masih berupa semak belukar. Sehingga lokasi sekeliling lapangan ini masih sangat sepi. Bahkan setelah berpidato, Soekarno sempat bercengkrama dengan para pejuang dan masyarakat dengan duduk santai lesehan di lapangan.

Sayangnya Pardi sudah tidak ingat lagi dimana saat itu Soekarno menginap. Seingat Pardi, Soekarno sempat menginap di rumah Pesirah. "Saya tidak ingat lagi dimana lokasi rumah tempat Bung Karno mengingap. Saya hanya ingat posisi pidato Bung Karno saat ini di tempat Balai Agung sekarang ini. Jadi menghadap di masyarakat sama seperti posisi saat upacara saat ini," kisah Pardi saat ditemui sesuai upacara peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke 71 tahun 2016, Rabu (17/8). (**) Sumber Radarpatpetulai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar